Just another free Blogger theme

Politik

KOMENTAR ARTIKEL “CEASELESS ACTIVITY TO SEEK PEACE IN LIVING TOGETHER WITH OTHERS. CATHOLICS IN DIALOGUE WITH MUSLIMS”

    Paus Fransiskus disambut hangat Ulama Islam        Rm. Armada Riyanto menuliskan artikel dengan judul “ Ceaseless Activity to Seek Pea...

Senin, 16 Mei 2022


Banyak orang tidak memahami arti kebenaran dalam konteks zaman sekarang. Kebenaran dan kepalsuan seringkali diberikan penilaian yang sama. Kita tidak pernah bersikap kritis untuk membedakan antara yang kurang benar dengan yang benar. Bahkan orang yang mengklaim dirinya sebagai ukuran kebenaran dapat kita percaya tanpa mempertimbangkan dengan sikap kritis. Kita seringkali terjebak dan menjadi korban dari kepalsuan yang diciptakan oleh oranglain.


Kebenaran agama seringkali diklaim sebagai milik orang beragama dan tidak percaya bahwa itu rahmat Tuhan. Sikap seperti ini menunjukkan bahwa kita sepertinya belum masuk pada zaman percerahan dan masih hidup pada abad pertengahan. Tokoh agama     mendokmatisasi setiap ajaran sebagai ukuran kebenaran dan pengikut wajib mengikutinya. Kebenaran yang diajarkan tokoh agama cenderung bersifat monologal dan bahkan hal bisa dipahami sebagai absolutis dan totaliter.


Kita dapat menyaksikan fenomeman kehidupan yang terjadi antara umat beragama sekarang. Justru dalam kehidupan agama tumbuh sikap intoleransi dan saling menjadi hakim serta saling mengutuk atas keyakinan orang lain. Semua itu terjadi pada orang beragama karena ajaran agama mendokmatisasi ajaranya sebagai ukuran kebenaran dan di luar agamanya salah. Sepertinya kebenaran hanya milik agama tertentu saja dan tidak menyerahkan penilaian kebenaran agama ke tangan Tuhan.


Kita tidak menjadi heran jika banyak orang sekarang menggunakan agama sebagai kedok kepalsuan, menggunakannya sebagai senjata politik, menggunakannya sebagai bisnis dan yang palig bangsat menggunakannya sebagai pemecah belah kehidupan masyarakat. Sebab agama mempunyai kekuatan kebenaran monologal yang tidak dapat dikritisi dan dibantah oleh oranglain. Agama sudah menaruh slogan terhadap umatnya bahwa ketidakpatuhan terhadap ajaran agama berarti ketidakpatuhan pada kehendak Tuhan.


 Habermas mengusulkan teori diskursus untuk membuka cakrawala pikiran kita tentang arti kebenaran. Teori dikursus yang dimaksud ialah pemutusan suatu kebenaran lewat kesepakatan dalam diskusi dan diskusi itu melibatkan antarsubjek (antara manusia). Subjek yang terlibat dalam diskursus bukan hanya dua orang tetapi melibatkan banyak orang.


 Dari teori diskursus, kita dapat melihat bahwa bagi Habermas kebenaran tidak lagi dijamin oleh agama atau pandangan-pandangan metafisis, melainkan harus dikembalikan pada proses komunikasi sosial untuk mencapai saling pengertian. Kebenaran selalu ditemukan lewat komunikasi yang melibatkan banyak subyek. Kebenaran dari satu subjek bukan lagi sebagai nilai objektif yang harus diikuti oleh orang lain. Teori diskursus menekankan bahwa kebenaran-kebenaran yang diklaim oleh berbagai subjek harus diuji secara diskursif untuk memperoleh keputusan dan pengakuan akan kebenaran di publik.


Habermas mengakui bahwa kebenaran-kebenaran yang diakui secara universal sekarang selalu dipikirkan oleh subjek atau individu tertentu awalnya. Namun selama kebenaran itu masih tinggal tetap pada individu, kebenaran itu belum bisa dijadikan sebagai kebenaran yang berlaku untuk oranglain. Kebenaran yang awalnya dipikirkan oleh individu tertentu harus diuji melalui diskursus dengan orang-orang lain. Dalam diskursus bersama oranglain akan dipertimbangkan untuk dijadikan sebagai kebenaran. Apabila diterima secara rasional oleh umum akan dijadikan sebagai kebenaran yang belaku secara universal.


Habermas hadir untuk membuka pemikiran kita untuk tidak dengan mudah menerima segala sesuatu sebagai kebenaran. Kebenaran selalu diukur berdasarkan kesepakatan bersama lewat komunikasi yang melibatkan banyak subyek. Dalam komunikasi itu, setiap subyek mewajibkan untuk membuka diri dalam memberikan atau menerima pendapat terhadap oranglain. Sebab dalam memberi atau menerima pendapat dalam diskursus menjadi unsur pokok dalam mencapai suatu kesepakatan untuk dijalankan bersama. Tapi saling memberi dan menerima dalam diskursus harus lahir dari cara berada subyek yang inheren dengan personalitasnya sebagai subyek yang terbuka bagi yang lain.


Bangsa Indonesia sebenarnya tidak muncul berbagai persoalan dalam agama apabila orang menerima diskursus sebagai penyelsaian konflik. Diskursus seringkali diabaikan dan justru pendapat monologal itu yang mudah diterima oleh banyak orang. Pendapat monologal itu mudah diterima banyak orang karena disampaikan oleh tokoh yang mempunyai status terpandang. Orang lebih melihat statusnya daripada mencerna dan mengkritisi isi pengajarannya. Seperti tokoh agama yang terlibat dalam politik yang busuk. Mereka mengajak umatnya untuk memilih pemimpin yang seiman dan mempunyai misi yang sama dengan mereka. Orang diluar kelompoknya selalu dinilai salah dan tidak bisa membawa perubahan untuk bangsa ini. Bahkan NKRI dan Pancasila pun dirongrong oleh tokoh gerakan transnasional yang membahayakan kesatuan bangsa, namun tetap dipercaya oleh umatnya hanya karena seiman.


Budaya diskursus hendaknya dihidupkan kembali oleh anak-anak bangsa ini. Lewat diskursus, kita mampu membentuk keputusan-keputusan bersama yang benar dalam membangun bangsa. Ir. Soekarna juga dulu dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia lewat dialog dengan berbagai tokoh rasional tertentu dalam masyarakat. Ia berdialog dengan tokoh filsafat, politik, budaya, ekonomi, agama dan bahkan berdialog dengan pemimpin di luar negeri. Hasil dialognya yang rasional dengan beberapa tokoh tersebut menghantar bangsa Indonesia ke gerbang kemerdekaan.


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me Andy Darman


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me Andy Darman


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Pellentesque volutpat volutpat nibh nec posuere. Donec auctor arcut pretium consequat. Contact me Andy Darman

4 komentar: